Masalah Pokok Perekonomian Indonesia
Nama : Wulan Fatharani Azizah
Npm : 27211472
1EB10
A. Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari
kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan
cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang
dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus
mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat
menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di
negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan
yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh
lebih banyak orang.
|
Jenis & macam pengangguran
Berdasarkan jam kerja
Berdasarkan jam kerja,
pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
- Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
- Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
- Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
· Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab
terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:
- Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional
adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala
waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka
lamaran pekerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka
lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan
kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari
sebelumnya.
- Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran
konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang
(naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
- Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural
adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak
ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh
beberapa kemungkinan, seperti:
- Akibat permintaan berkurang
- Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
- Akibat kebijakan pemerintah
- Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman
adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek
yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang
menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
- Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal
adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi
sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
- Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi
adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga
manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
- Pengangguran siklus
Pengangguran siklus
adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian
karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan
masyarakat (aggrerate demand).
Tambahan :
Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karna ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.
Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karna ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.
· Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja
tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran
dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang
dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran
yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara
berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan
yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh
lebih banyak orang.
· Akibat pengangguran
Bagi perekonomian negara
- Penurunan pendapatan perkapita.
- Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
- Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
B.
Ciri-Ciri Pengangguran
(1.)
Jumlah penduduk yang tidak
sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ada.
(2.)Perkembangan inovasi teknologi informasi yang canggih menyebabkan
penyerapan SDM.
(3.) Persaingan era globalisasi
yang ketat membutuhkan SDM yang berkualitas baik IQ maupun EQ dengan standar
kerja yang berlaku.
(4.) Malasnya calon pekerja
masuk lapangan kerja yang ada karena memilih pekerjaan yang cocok sesuai minat
dan besarnya gaji yang diharapkan.
(5.)
Gengsi yang tinggi
terhadap pekerjaan yang ditawarkan.
(6.)
Takut menghadapi resiko
kerja atau usaha, takut gagal.
c. Inflasi
Inflasi adalah naiknya harga
barang/bahan pokok secara menyuluruh dan merata sehingga membuat nialai mata
uang menjadi rendah/ barang yang di dapat lebih sedikit.
Dampak inflasi :
A. Turunnya pendapatan riil bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap.
B. Menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi indonesia menjadi terhambat.
C.Turunnya nilai tabungan masyarakat.
D. Turunnya kekayaan masyarakat yang berbentuk kas.
Dampak inflasi :
A. Turunnya pendapatan riil bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap.
B. Menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi indonesia menjadi terhambat.
C.Turunnya nilai tabungan masyarakat.
D. Turunnya kekayaan masyarakat yang berbentuk kas.
Inflasi
Inflasi terjadi apabila :
Diwarnai kenaikan
harga-harga komoditi secara umum.
Dapat diketahui dan
dihitung jika telah berjalan dalam kurun waktu tertentu dan dalam wilayah
tertentu.
Inflasi dapat dibagi dalam
:
Inflasi ringan jika
nilainya berkisar 0% s/d
10%
Inflasi sedang jika
nilainya berkisar 10% s/d
30%
Inflasi berat jika
nilainya berkisar 30% s/d 100%
Hyperinflasi jika
nilainya
> 100%
Jika dilihat dari sebab-sebab kemuculannya dibagi
dalam :
Inflasi karena naiknya permintaan
Inflasi karena naiknya
permintaan adalah inflasi yang terjadi karena adanya gejala naiknnya permintaan
secara umum.
Inflasi yang terjadi karena naiknnya biaya produksi
Inflasi ini terjadi jika kecenderungan
naiknya harga lebih diakibatkan karena naiknya biaya produksi.
Inflasi yang berasal dari dalam negeri
Inflasi yang berasal dari
dalam negeri adalah inflasi yang terjadi dikarenakan peristiwa-peristiwa yang
terjadi didalam negeri.
Inflasi yang berasal dari luar negeri
Proses terjadinya diawali
dengan masuknya komoditi impor yang telah terkena inflasi (harga naik)
dinegara asalnya.
Inflasi memang akan membawa dampak yang kurang baik bagi beberapa aspek
kegiatan ekonomi masyarakat, diantaranya :
Pertama, inflasi akan menjadikan
turunnya pendapatan riil masyarakat yang memiliki penghasilan tetap.
Kedua, inflasi menyebabkan
turunnya nilai riil kekayaan masyarakat yang berbentuk kas.
Ketiga, inflasi akan menyebabkan
nilai tabungan masyarakat menjadi turun.
Keempat, inflasi akan menyebabkan
laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi terhambat.
Beberapa sisi positif dari
adanya inflasi :
Inflasi yang terkendali
menggambarkan adanya aktivitas ekonomi dalam suatu negara.
Inflasi terkendali
merangsang masyarakat untuk terus berusaha bekerja keras untuk meningkatkan
kesejahteraannya.
·
Hubungan antara inflasi dan
pengangguran
Masalah Pengangguran dan Inflasi
Ada empat faktor yang menentukan tingkat inflasi. Pertama, uang yang beredar baik uang tunai maupun giro. Kedua, perbandingan antara sektor moneter dan fisik barang yang tersedia. Ketiga, tingkat suku bunga bank juga ikut mempengaruhi laju inflasi. Suku bunga di Indonesia termasuk lebih tinggi dibandingkan negara di kawasan Asia. Keempat, tingkat inflasi ditentukan faktor fisik prasarana. Melonjaknya inflasipun karena dipicu oleh kebijakan pemerintah yang menarik subisidi sehingga harga listrik dan BBM meningkat. Kenaikan BBM tersebut cukup memberatkan masyarakat lapisan bawah karena dapat menimbulkan multiplier effect, mendorong kenaikan harga jenis barang lainnya yang dalam proses produksi maupun distribusinya menggunakan BBM.
Ada empat faktor yang menentukan tingkat inflasi. Pertama, uang yang beredar baik uang tunai maupun giro. Kedua, perbandingan antara sektor moneter dan fisik barang yang tersedia. Ketiga, tingkat suku bunga bank juga ikut mempengaruhi laju inflasi. Suku bunga di Indonesia termasuk lebih tinggi dibandingkan negara di kawasan Asia. Keempat, tingkat inflasi ditentukan faktor fisik prasarana. Melonjaknya inflasipun karena dipicu oleh kebijakan pemerintah yang menarik subisidi sehingga harga listrik dan BBM meningkat. Kenaikan BBM tersebut cukup memberatkan masyarakat lapisan bawah karena dapat menimbulkan multiplier effect, mendorong kenaikan harga jenis barang lainnya yang dalam proses produksi maupun distribusinya menggunakan BBM.
Tingginya angka inflasi selanjutnya akan menurunkan daya beli
masyarakat. Untuk bisa bertahan pada tingkat daya beli seperti sebelumnya, para
pekerja harus mendapatkan gaji paling tidak sebesar tingkat inflasi. Kalau
tidak, rakyat tidak lagi mampu membeli barang-barang yang diproduksi. Jika
barang-barang yang diproduksi tidak ada yang membeli maka akan banyak
perusahaan yang berkurang keuntungannya. Jika keuntungan perusahaan berkurang
maka perusahaan akan berusaha untuk mereduksi cost sebagai konsekuensi atas
berkurangnya keuntungan perusahaan. Hal inilah yang akan mendorong perusahaan
untuk mengurangi jumlah pekerja/buruhnya dengan mem-PHK para buruh. Salah satu
dari jalan keluar dari krisis ini adalah menstabilkan rupiah. Membaiknya nilai
tukar rupiah tidak hanya tergantung kepada money suplly dari IMF, tetapi juga
investor asing (global investment society) mengalirkan modalnya masuk ke
Indonesia (capital inflow). Karena hal inilah maka pengendalian laju inflasi
adalah penting dalam rangka mengendalikan angka pengangguran.
REFERENSI :
0 komentar:
Posting Komentar