Senin, 25 November 2013

Softskill RESENSI NOVEL (SANG PEMIMPI)









TUGAS SOFTSKILL




Nama       : Wulan Fatharani Azizah































RESENSI NOVEL








RESENSI NOVEL “SANG PEMIMPI”



1. Identitas Buku
Judul                 : Sang Pemimpi
Penulis              : Andrea Hirata
Penerbit            : PT Bentang Pustaka
Jenis Buku         : Fiksi
Halaman            : x + 292 Halaman
Cetakan            : ke-14, januari 2008
Tebal                : X+292 halaman
ISBN                 : 979-3062-92-4

2. Pratinjau
Dalam novel Sang Pemimpi, Andrea Hirata bercerita tentang kehidupannya di Belitong pada masa SMA. Tiga tokoh utama dalam karya ini adalah Ikal, Arai dan Jimbron. Ikal tidak lain adalah Andrea Hirata sendiri, sedangkan Arai adalah saudara jauhnya yang menjadi yatim piatu ketika masih kecil. Arai disebut simpai keramat  karena dalam keluarganya ia adalah orang terakhir yang masih hidup dan ia pun diangkat menjadi anak oleh ayah Ikal. Jimbron merupakan teman Arai dan Ikal yang sangat terobsesi dengan kuda dan gagap bila sedang antusias terhadap sesuatu atau ketika gugup. Ketiganya melewati kisah persahabatan yang terjalin dari kecil hingga mereka bersekolah di SMA Negeri Manggar, SMA pertama yang berdiri di Belitung bagian timur.

Demi memenuhi kebutuhan hidup, Ikal dan Arai harus bekerja sebagai kuli di pelabuhan ikan pada dini hari dan pergi ke sekolah setelahnya. Namun begitu, mereka tetap gigih belajar sehingga selalu berada dalam peringkat lima teratas dari 160 murid di sekolahnya. Sekolah mereka merupakan SMA negeri pertama yang bergengsi di Belitong, sebelumnya satu-satunya SMA yang terdekat berada di Tanjung Pandan. Sekolah tersebut berada 30 kilometer dari rumah Ikal dan Arai sehingga mereka harus menyewa kamar dan hidup jauh dari orang tua.

Selama masa SMA, banyak kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh Arai dan Ikal. Mereka pernah mengejek Pak Mustar saat upacara bendera di pagi hari sehingga Pak Mustar marah dan mengejar mereka. Mereka juga pernah menyusup ke bioskop yang tidak mengizinkan anak sekolah masuk untuk menonton film dewasa. Pak Mustar mengetahui hal tersebut sehingga Arai dan Ikal diberi hukuman keesokan harinya.

Pada akhirnya, Jimbron harus berpisah dengan Ikal dan Arai yang akan meneruskan kuliah di Jakarta. Selama di Jakarta, mereka luntang-lantung mencari pekerjaan namun akhirnya Ikal menjadi pegawai pos dan Arai pergi ke Kalimantan untuk bekerja sambil kuliah. Ikal berhasil membiayai kuliahnya di Universitas Indonesia hingga menjadi Sarjana Ekonomi, sedangkan Arai belajar biologi di Kalimantan. Hidup mandiri terpisah dari orang tua dengan latar belakang kondisi ekonomi yang sangat terbatas namun punya cita-cita besar, sebuah cita-cita yang bila dilihat dari latar belakang kehidupan mereka, hanyalah sebuah mimpi.



Tokoh Utama

 

1.   Ikal adalah seorang anak kampung yang berasal dari keluarga miskin, sahabat Arai sekaligus saudara jauh Arai. Ia adalah sprinter di SMAnya, ia menampilkan kebolehannya ketika ia dikejar oleh Pak Mustar. Ia berjuang untuk dapat membiayai sekolah dan hidupnya dengan menjadi kuli pengangkut ikan bersama Arai.


2.     Arai adalah tokoh sentral dalam buku ini. Menjadi saudara angkat Ikal ketika kelas 3 SD saat ayahnya (satu-satunya anggota keluarga yang tersisa) meninggal dunia. Seseorang yang mampu melihat keindahan di balik sesuatu, sangat optimis dan selalu melihat suatu peristiwa dari kaca mata yang positif. Arai adalah sosok yang begitu spontan dan jenaka, seolah tak ada sesuatupun di dunia ini yang akan membuatnya sedih dan patah semangat.

3.    Jimbron adalah anak yatim piatu yang diasuh oleh seorang pastur Katolik bernama Geovanny. Laki-laki berwajah bayi dan bertubuh subur ini sangat polos. Ia sangat terobsesi dengan kuda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Kecintaannya akan kuda membuatnya hafal segala jenis kuda serta karakteristiknya. Obsesi ini didapatkan setelah ia mengalami sebuah peristiwa tragis yang merenggut nyawa ayahnya. Kejadian tersebut juga menyebabkan ia menjadi gagap ketika berbicara. Jimbron adalah penyeimbang di antara Arai dan Ikal, kepolosan dan ketulusannya adalah sumber simpati dan kasih sayang dalam diri keduanya untuk menjaga dan melindunginya.




Tokoh Lain

 

1.     Seman Said Harun adalah ayah Ikal dan seorang buruh di PN Timah di Desa Gantung. Ia merupakan seorang yang pendiam; tidak banyak berkata-kata bahkan ketika Arai dan Ikal akan pergi ke Jakarta. Setiap tahun pada saat pengambilan rapor Arai dan Ikal, ia akan mengenakan baju safari empat kantungnya yang istimewa, mengambil cuti dua hari, dan mengayuh sepedanya dari rumah ke sekolah.


2.   Pendeta Geovanny adalah seorang Katolik yang mengasuh Jimbron selepas kepergian kedua orangtuanya. Meskipun berbeda agama dengan Jimbron, beliau tidak memaksakan Jimbron untuk turut menjadi umat Katolik. Bahkan, beliau tidak pernah terlambat mengantar Jimbron pergi ke masjid untuk mengaji. Meski disebut pendeta, Geovanny yang berdarah Italia ini sebenarnya adalah seorang pastor.


3.     Pak Mustar M. Djai'din. BA. adalah salah satu pendiri SMA Negeri Manggar dan merupakan Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri Manggar. Ia adalah seorang yang baik dan sabar namun berubah menjadi tangan besi ketika anaknya sendiri justru tidak diterima masuk ke SMA tersebut karena NEM yang kurang 0,25 dari batas minimal. Kejadian tersebut menimbulkan kepahitan dalam dirinya sehingga ia melampiaskannya kepada murid-muridnya melalui aturan-aturan yang keras dan hukuman yang sangat berat.


4.   Pak Drs. Julian Ichsan Balia adalah Kepala Sekolah SMA Negeri Manggar sekaligus pengajar di bidang seni. Ia merupakan laki-laki muda dan tampan lulusan IKIP Bandung yang masih memegang teguh idealisme. Pak Julian inilah yang menginspirasi Ikal dan Arai untuk bersekolah di Perancis dan menjelajahi Eropa hingga Afrika.


5.     Nurmala atau Zakiah Nurmala binti Berahim Mantarum adalah gadis pujaan Arai sejak pertama kali Arai melihatnya pada saat mendaftar SMA. Nurmala adalah gadis yang pandai dan selalu menyandang peringkat pertama. Ia juga penggemar Ray Charles dengan lagunya "I Can't Stop Loving You" dan Nat King Cole dengan lagunya "When I Fall in Love".


6.     Laksmi adalah seorang gadis yang telah kehilangan kedua orangtuanya dan tinggal serta bekerja di sebuah pabrik cincau. Ia merupakan gadis pujaan Jimbron. Semenjak kepergian orangtuanya ia tidak pernah lagi tersenyum, walaupun senyumnya amat manis. Ia baru dapat tersenyum ketika Jimbron datang mengendarai sebuah kuda putih milik Capo.


7.     Bang Zaitun adalah seniman musik pemimpin sebuah kelompok Orkes Melayu. Ia dikenal sebagai orang yang pernah mempunyai banyak pacar dan hampir memiliki 5 istri. Arai datang kepadanya untuk meminta saran dalam hal percintaannya yang selalu gagal dengan Nurmala. Bang Zaitun pun mengajarkannya cara bermain gitar untuk menarik hati para perempuan.


8.   Nurmi adalah seorang gadis yang berbakat memainkan biola, mewarisi biola dan bakat dari kakeknya yang ketua kelompok gambus di Gantung. Nurmi yang tinggal bersama dengan ibunya merupakan tetangga Arai dan Ikal. Mereka hidup sangat miskin sehingga suatu kali harus meminjam beras dari ibu Ikal.


3. Isi
1) Unsur Intrinsik
·         Tema
Tema yang tersirat dalam novel Sang Pemimpi ini tak lain adalah “persahabatan dan perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi atau pengharapan”. Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan per kalimatnya dimana penulis berusaha menggambarkan begitu besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas kemustahilan.
·         Latar
Dalam novel ini disebutkan latarmya yaitu di Pulau Magai Balitong, los pasar dan dermaga pelabuhan, di gedung bioskop, di sekolah SMA Negeri Bukan Main, terminal Bogor, dan Pulau Kalimantan. Waktu yang digunakan pagi, siang, sore, dan malam. Latar nuansanya lebih berbau melayu dan gejolak remaja yang diselimuti impian-impian.
·         Perwatakan Dari Beberapa Tokoh :
Ikal : baik hati, optimistis, pantang menyerah, penyuka Bang Rhoma
Arai : pintar, penuh inspirasi/ide baru, gigih, rajin, pantang menyerah
Jimbron : polos, gagap bicara, baik, sangat antusias padakuda

Pak Balia : baik, bijaksana, pintar
Pak Mustar : galak, pemarah, berjiwa keras
Ibu Ikal: baik, penuh kasih sayang
Ayah Ikal : pendiam, sabar, penuh kasih sayang, bijaksana Dan tokoh lain Mahader, A Kiun, Pak Cik Basman, Taikong Hanim, Capo, Bang Zaitun, Pendeta Geovanny, Mak cik dan Laksmi adalah tokoh pendukung dalam novel ini.
·         Alur

Dalam novel ini menggunakan alur gabungan (alur maju dan mundur). Alur maju ketika pengarang menceritakan dari mulai kecil sampai dewasa dan alur mundur ketika menceritakan peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa.

·         Gaya Penulisan

Gaya penceritaan novel ini sangat sempurna. Yaitu kecerdasan kata-kata dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada unsur repetitif yang membosankan. Setiap katanya mengandung kekayaan bahasa sekaligus makna apik dibalik tiap-tiap katanya. Selain itu, Novel ini ditulis dengan gaya realis bertabur metafora, penyampaian cerita yang cerdas dan menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak mengandung letupan intelegensi yang kuat sehingga pembaca tanpa disadari masuk dalam kisah dan karakter-karakter yang ada dalam novel Sang Pemimpi.

·         Amanat

Amanat yang disampaikan dalam Sang Pemimpi ini adalah jangan berhenti bermimpi. Hal itu sangat jelas pada tiap-tiap sub babnya. Yang pada prinsipnya manusia tidak akan pernah bisa untuk lepas dari sebuah mimpi dan keinginan besar dalam hidupnya. Hal itu secara jelas digambarkan penulis dalam novel ini dengan maksud memberikan titik terang kepada setyang mempunyai mimpi besar namun terganjal oleh segala keterbatasan.
·         
      
      Sudut Pandang
Sudut pandang novel ini yaitu “orang pertama” (akuan). Dimana penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh Ikal dalam cerita.

2) Unsur Ekstrinsik
·         Nilai Moral
Nilai moral pada novel ini sangat kental. Sifat-sifat yang tergambar menunjukkan rasa humanis yang terang dalam diri seorang remaja tanggung dalam menyikapi kerasnya kehidupan. Di sini, tokoh utama digambarkan sebagai sosok remaja yang mempunyai perangai yang baik dan rasa setia kawan yang tinggi.
·         Nilai Sosial
Ditinjau dari nilai sosialnya, novel ini begitu kaya akan nilai sosial. Hal itu dibuktikan rasa setia kawan yang begitu tinggi antara tokoh Ikal, Arai, dan Jimbron. Masing-masing saling mendukung dan membantu antara satu dengan yang lain dalam mewujudkan impian-impian mereka sekalipun hampir mencapai batas kemustahilan. Dengan didasari rasa gotong royong yang tinggi sebagai orang Belitong, dalam keadaan kekurangan pun masih dapat saling membantu satu sama lain.
·         Nilai Adat istiadat
Nilai adat di sini juga begitu kental terasa. Adat kebiasaan pada sekolah tradisional yang masih mengharuskan siswanya mencium tangan kepada gurunya, ataupun mata pencaharian warga yang sangat keras dan kasar yaitu sebagai kuli tambang timah tergambar jelas di novel ini. Sehingga menambah khazanah budaya yang lebih Indonesia.
·         Nilai Agama
Nilai agama pada novel ini juga secara jelas tergambar. Terutama pada bagian-bagian dimana ketiga tokoh ini belajar dalam sebuah pondok pesantren. Banyak aturan-aturan islam dan petuah-petuah Taikong (kyai) yang begitu hormat mereka patuhi. Hal itu juga yang membuat novel ini begitu kaya.

4. Sinopsis
Sang Pemimpi adalah buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Buku ini menceritakan kisah kehidupannya di Pulau belitong yang dililit kemiskinan. Namun ada tiga remaja SMA Bukan Main yang bermimpi untuk melanjutkan sekolah hingga ke Perancis menjelajah Eropa hingga ke Afrika. Ikal, Arai dan Jimbron, mereka adalah para pemimpi-pemimpi itu.
“3 Seorang pemimpi. Setelah tamat SMP, melanjutkan ke SMA Bukan Maen. Disinilah perjuangan dan mimpi ketiga pemberani ini dimulai. Ikal, salah satu dari anggota Laskar Pelangi, Arai, saudara sepupu Arai yang sudah yatim piatu sejak SD dan tinggal di ruamh Ikal, sudah dianggap seperti anak sendiri oleh Ayah danIbu Ikal. Dan Jimbron, anak angkat seorang pendeta karena yatim piatu juga sejak kecil. Namun pendeta yang sangat baik dan tidak memaksakan keyakinan Jimbron, malah mengantarkan Jimbron menjadi muslim yang taat.
Nasib Jimbron nyaris sama dengan Arai, malah lebih memprihatinkan. Menurut Ikal, siapa saja yang melihat Jimbron akan merasa ingin melindunginya, apalagi tahu jika ia gagap dalam berbicara. Tapi yang paling tragis dari kisah Jimbron adalah ketika ia masih kecil. Pada saat itu, beberapa waktu setelah ibunya meninggal, Jimbron di bonceng ayahnya menggunakan sepeda. Di tengah jalan ayahnya tiba-tiba terkena serangan jantung. Jimbron yang masih sangat kecil itu kebingungan mencari pertolongan dan akhirnya diboncengnya sendiri ayahnya yang sekarat itu ke puskesmas terdekat. Tapi beberapa saat setelah tiba di Puskesmas, ayahnya meninggal. Mulai saat itulah Jimbron gagap dalam berbicara.
Andrea menceritakan bahwa dirinya yang dipanggil Ikal dan kedua temannya, Arai dan Jimbron adalah tiga remaja yang begitu nakalnya sehingga mereka sangat dibenci oleh Pak Mustar, tokoh antagonis dalam buku ini, yaitu seorang Wakil Kepala SMA Bukan Main itu sendiri. Namun beda halnya dengan sang Kepala Sekolah, Pak Balia adalah cermin guru teladan. Pak Balia lah yang telah memberikan mimpi-mimpi kepada murid-muridnya terutama kepada Ikal, Arai dan Jimbron. Arai dan Ikal begitu pintar dalam sekolahnya, sednagkan Jimbron, si penggemar kuda ini biasa-biasa aja. Malah menduduki rangking 78 dari 160 siswa. Sedangkan Ikal dan Arrai selalu menjadi 5 3 besar. Mimpi mereka sangat tinggi, karena bagi Arrai, orang susah seperti mereka tidak akan berguna tanpa mimpi-mimpi. “ Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan berliannya budaya sampai ke Perancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jejak-jejak Satre, Louis Pasteur, Montesquieu, Voltaire. Di sanalah orang belajar science, sastra, dan seni hingga merubah peradaban…”, itulah kata-kata yang sering diucapkan Pak Balia. Pak Balia juga orang yang tegas, hal ini dibuktikan ketika beliau mandapat Pak Mustar yang menginginkan anaknya dengan NEM 41,75 untuk masuk ke SMA itu, padahal NEM minimal untuk diterimanya seorang siswa harus 42. Padahal tanpa Pak Mustar, SMA ani tidak akan ada.
Mereka berdua mempunyai mimpi yang tinggi yaitu melanjutkan study ke SArbonne Perancis. Mereka terpukau dengan cerita Pak Beia, guru seninya, yang selalu meyebut-nyebut indahnya kota itu. Kerja keras, menjadi kuli ngambat mulai pukul 2 pagi sampai jam 7 dan dilanjutkan dengan sekolah, itulah perjuangan ketiga pemuda itu. Mati-matian menabundemi mewujudkan impiannya. Ya, meskipun kalau dilogika, tabungan mereka tidak akan cukup untuk samapi kesana. Tapi jiwa optimisme Arai tak terbantahkan.
Arai menurut Ikal adalah anak yang memiliki karisma apalagi di matanya, mungkin itu sebagai kompensasi karena nasibnya. Ia juga memiliki hati yang lembut, suka menolong tanpa banyak bicara, sering memberi kejutan, idenya selalu nyeleneh, dia  adalah seniman sehari-hari tapi ia tak begitu rupawan tapi dia memiliki otak yang cerdas dan selalu ingin tahu. Arai juga sering menolong Ikal dan selalu membesarkan hatinya. Pernah dulu Ikal memakai model rambut belah tengahnya Koes Plus dengan sangat konyol dan ditertawakan oleh abang-abangnya, tapi Arai tetap membelanya. Bahkan Arai pernah memarahinya karena kesalahan Ikal sendiri. “Kita takkan pernah mendahului nasib!”, “Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati…”, itulah kata-kata yang diucapkannya kepada Ikal saat Ikal berhenti untuk bermimpi dan bercita-cita sehingga nilainya merosot jauh.
Setelah selesai SMA, Arai dan Ikal merantau ke Jawa, Bogor tepatnya. Sedangkan Jombron lebih emmilih untuk menjadi pekerja di ternak kuda di Belitong. Jimbron menghadiahkan kedua celengan kudanya yang berisi tabungannya selama ini kepada Ikal dan Arai. Dia yakin kalau Arai dan Ikal spai di Perancis, maka jiwa Jimbronpun akan selalu ebrsama mereka. Berbula-bulan terkatung-katung di Bogor, mencari pekerjaan untuk bertahan hidup susahnya minta ampun. Akhirnya setelah banyak pekerjaan tidak bersahabat ditempuh, Ikal ketrima menjadi tukang sortir (tukang Pos), dan Arai memutuskan untuk merantau ke kAlimantanTahun berikutnya, Ikal memutuskan untuk kuliah di Ekonomi UI. DAn setelah lulus, ada lowongan untuk mendapatkan biasiswa S2 ke Eropa. Beribu-ribu pesaing berhasil ia singkirkan dan akhrinya sampailah pada pertandingan untuk memperebutkan 15 besar.
Saat wawancara tiba, tidak disangka, profesor pengujia begitu terpukau dengan proposal riset yang diajukan Ikal, meskipun ahanya berlatar belakang sarjana Ekonomi yang amsih bekerja sebagai Tukang Sortir, tulsiannya begitu hebat. Akhirnya setelah wawancara selai, siap yang menyangka. KEjutan yang luar biasa. Warai pun ikut dalam wawancara itu. Bertahun-tahun tanpa kabar berita, akhirnya mereka berdua dipertemukan dalams uatu forum yang begitu indah dan terhormat. Begitulah Arai, selalu penuh dengan kejutan. Semua ini sudha direncanaknnya bertahun-thaun. TErnyata dia kuliah di Universitas Mulawarman dan mengambil jurusan Bilogi. Tidak kalah dengan Ikal, proposal Risetnya juga begitu luar biasa dan berbakat untuk menghasilkan teori baru.
Akhirnya sampai juga mereka pulang kampung ke BElitong. Dan ketika ada surat datang, merka berdebar-debar membuka isinya. PEngumuman peberima Beasiswa ke Eropa. Arai begitu sedih karena dia sangat merindukan kedua orang tuanya. Sangat ingin emmbuka kabar tu bersama orang yang sanagt dia rikan. Kegelisahan dimulai. Tidak kuasa mengetahui isi dari surat itu. Akhirnya Ikal keterima di Perguruan tinggi, Sarbone PErnacis. Setelah perlahan mencocokkan dengan surat Arai, Subhannallah, inilah jawaban dari mimpi2 mereka. Kedua sang pemimpi ini diterima di Universitas yang sama. Tapi ini bukan akhir dari segalanya. Disinilah perjuangan dari mimpi itu dimulai, dan siap melahirkan anak-anak mimpi berikutnya.

5. Penilaian
Luar biasa. Begitulah kesan yang tersirat setelah membaca buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ini. Bagaimana tidak? Alur cerita dan gaya bahasa yang disuguhkannya mampu dikemas begitu apik dari awal hingga akhir. Sebab di setiap peristiwa, Andrea dengan cerdas menggambarkan karakteristik dan deskripsi yang begitu kuat pada tiap karakternya. Sehingga pembaca bisa dengan mudah menafsirkan arah jalan ceritanya. Bahasanya pun sangat memikat, dengan ragam kekayaan bahasa dan imajinasi yang luas.            Mulanya, cerita ini lebih bernuansa komikal dengan latar kenakalan remaja pada umumnya. Canda tawa khas siswa SMA sangat mendominasi. Namun, ketika lebih dalam menjelajahi setiap makna kata demi kata, baru terasalah begitu kuat karakter yang muncul di tiap-tiap tokohnya. Terlebih saat Andrea membawa kita ke dalam kenyataan hidup
yang harus dihadapi tokoh Ikal yang mimpinya seakan sudah mencapai titik kemustahilan, dan dengan filosofis Andrea kembali membangkitkan semangat untuk meraih mimpi dan menekankan begitu besarnya kekuatan mimpi Ikal yang akhirnya dapat mengantarkannya ke Sorbonne, Perancis kota impiannya.
Novel ini menarik dengan bahasa yang tentu ringan dan khas Andrea Hirata. Meski memang tak sefenomenal Laskar Pelangi, namun Sang Pemimpi ini seperti sebuah “penuntasan” dari apa yang dikosongkan di Laskar Pelangi. Sama seperti cerita tetralogi lainnya, saat Anda membaca buku pertama, maka Anda juga akan menuntaskkan novel lanjutannya. 

Novel ini sangat baik bagi mereka yang mencintai mimpi. Ada banyak ucapan yang membangun dan sederhana namun penuh kekuatan. Membaca Sang Pemimpi akan membuat Anda berani menyongsong mimpi Anda sendiri. Ada beberapa kata yang cukup memorable dari buku ini, yakni: 
“Kita tak kan pernah mendahului nasib!” teriak Arai. 

“Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajahi Eropa sampai ke Afrika! Apa pun yang terjadi!
Selain menggambarkan betapa hebatnya kekuatan mimpi, pada novel ini Andrea juga menceritakan kebijaksanaan seorang ayah yang begitu besar. Pengorbanan dan ketulusan seorang ayah dalam mendukung mimpi anaknya dalam keterbatasan hidup menjadikan semangat yang tak terbanding bagi Ikal dan Arai dalam menggapai impiannya. Disinilah cerita mulai berevolusi menjadi cerita yang begitu mengharu biru. Kesabaran seorang ayah dan rasa sayang seorang anak yang luar biasa besarnya kepada sang ayah menyempurnakan novel ini menjadi bacaan yang begitu sarat akan pesan-pesan moril.
Angkat 2 jempol untuk Andrea Hirata yang telah berhasil membuat suguhan kisah yang kental dengan budaya melayu namun sangat cerdas dan saintifik. Tak hanya bisa membuat seseorang kembali membangun mimpi- mimpinya, novel ini juga bisa menambah rasa hormat kita kepada sang ayah dan mencintainya dengan tulus meskipun di tengah kondisi yang sangat terbatas.                          

6. Kelebihan dan Kelemahan
1) Kelebihan
Banyak kelebihan-kelebihan yang kita dapatkan dalam novel ini. Mulai dari segi kekayaan bahasa hingga kekuatan alur yang mengajak pembaca masuk ke dalam cerita hingga merasakan tiap latar yang terdeskripsikan secara sempurna. Hal ini tak lepas dari kecerdasan penulis memainkan imajinasi berfikirnya yang dituangkan dengan bahasa-bahasa intelektual yang berkelas. Penulis juga menjelaskan tiap detail latar yang mem-background-i adegan demi adegan, sehingga pembaca selalu menantikan dan menebak-nebak setiap hal yang akan terjadi.
2) Kelemahan
Pada dasarnya novel ini hampir tidak ada kelemahannya. Hal itu disebabkan karena penulis dengan cerdas dan apik menggambarkan keruntutan alur, deskripsi setting, dan eksplorasi kekuatan karakter.

REFERENSI       :