TUGAS SOFTSKILL
Nama : Wulan Fatharani Azizah
RESENSI NOVEL
RESENSI NOVEL “SANG
PEMIMPI”
1. Identitas
Buku
Judul :
Sang Pemimpi
Penulis :
Andrea Hirata
Penerbit :
PT Bentang Pustaka
Jenis Buku : Fiksi
Halaman : x + 292 Halaman
Cetakan :
ke-14, januari 2008
Tebal : X+292 halaman
ISBN :
979-3062-92-4
2. Pratinjau
Dalam novel Sang Pemimpi, Andrea Hirata bercerita
tentang kehidupannya di Belitong pada masa SMA. Tiga tokoh utama dalam karya
ini adalah Ikal, Arai dan Jimbron. Ikal tidak lain adalah Andrea Hirata
sendiri, sedangkan Arai adalah saudara jauhnya yang menjadi yatim piatu ketika
masih kecil. Arai disebut simpai
keramat karena dalam
keluarganya ia adalah orang terakhir yang masih hidup dan ia pun diangkat
menjadi anak oleh ayah Ikal. Jimbron merupakan teman Arai dan Ikal yang sangat
terobsesi dengan kuda dan gagap bila sedang antusias terhadap sesuatu atau
ketika gugup. Ketiganya melewati kisah persahabatan yang terjalin dari kecil
hingga mereka bersekolah di SMA Negeri Manggar, SMA pertama yang berdiri di
Belitung bagian timur.
Demi memenuhi kebutuhan hidup, Ikal dan Arai harus
bekerja sebagai kuli di pelabuhan ikan pada dini hari dan pergi ke sekolah
setelahnya. Namun begitu, mereka tetap gigih belajar sehingga selalu berada
dalam peringkat lima teratas dari 160 murid di sekolahnya. Sekolah mereka
merupakan SMA negeri pertama yang bergengsi di Belitong, sebelumnya
satu-satunya SMA yang terdekat berada di Tanjung Pandan. Sekolah tersebut
berada 30 kilometer dari rumah Ikal dan Arai sehingga mereka harus menyewa
kamar dan hidup jauh dari orang tua.
Selama masa SMA, banyak kenakalan-kenakalan yang
dilakukan oleh Arai dan Ikal. Mereka pernah mengejek Pak Mustar saat upacara
bendera di pagi hari sehingga Pak Mustar marah dan mengejar mereka. Mereka juga
pernah menyusup ke bioskop yang tidak mengizinkan anak sekolah masuk untuk
menonton film dewasa. Pak Mustar mengetahui hal tersebut sehingga Arai dan Ikal
diberi hukuman keesokan harinya.
Pada akhirnya, Jimbron harus berpisah dengan Ikal
dan Arai yang akan meneruskan kuliah di Jakarta. Selama di Jakarta, mereka
luntang-lantung mencari pekerjaan namun akhirnya Ikal menjadi pegawai pos dan
Arai pergi ke Kalimantan untuk bekerja sambil kuliah. Ikal berhasil membiayai
kuliahnya di Universitas Indonesia hingga menjadi Sarjana Ekonomi, sedangkan
Arai belajar biologi di Kalimantan. Hidup mandiri terpisah dari orang tua
dengan latar belakang kondisi ekonomi yang sangat terbatas namun punya
cita-cita besar, sebuah cita-cita yang bila dilihat dari latar belakang
kehidupan mereka, hanyalah sebuah mimpi.
Tokoh
Utama
1. Ikal adalah seorang anak kampung yang
berasal dari keluarga miskin, sahabat Arai sekaligus saudara jauh Arai. Ia
adalah sprinter di SMAnya, ia menampilkan kebolehannya ketika ia dikejar oleh Pak Mustar.
Ia berjuang untuk dapat membiayai sekolah dan hidupnya dengan menjadi kuli
pengangkut ikan bersama Arai.
2. Arai adalah tokoh sentral dalam buku ini.
Menjadi saudara angkat Ikal ketika kelas 3 SD saat ayahnya (satu-satunya
anggota keluarga yang tersisa) meninggal dunia. Seseorang yang mampu melihat
keindahan di balik sesuatu, sangat optimis dan selalu melihat suatu peristiwa
dari kaca mata yang positif. Arai adalah sosok yang begitu spontan dan jenaka,
seolah tak ada sesuatupun di dunia ini yang akan membuatnya sedih dan patah
semangat.
3. Jimbron adalah anak yatim piatu yang diasuh
oleh seorang pastur Katolik bernama Geovanny. Laki-laki berwajah bayi dan bertubuh subur ini sangat
polos. Ia sangat terobsesi dengan kuda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Kecintaannya akan kuda
membuatnya hafal segala jenis kuda serta karakteristiknya. Obsesi ini
didapatkan setelah ia mengalami sebuah peristiwa tragis yang merenggut nyawa
ayahnya. Kejadian tersebut juga menyebabkan ia menjadi gagap ketika berbicara.
Jimbron adalah penyeimbang di antara Arai dan Ikal, kepolosan dan ketulusannya
adalah sumber simpati dan kasih sayang dalam diri keduanya untuk menjaga dan
melindunginya.
Tokoh
Lain
1.
Seman Said Harun adalah ayah Ikal dan seorang
buruh di PN Timah di Desa Gantung. Ia merupakan seorang yang pendiam; tidak
banyak berkata-kata bahkan ketika Arai dan Ikal akan pergi ke Jakarta. Setiap
tahun pada saat pengambilan rapor Arai dan Ikal, ia akan mengenakan baju safari
empat kantungnya yang istimewa, mengambil cuti dua hari, dan mengayuh sepedanya
dari rumah ke sekolah.
2. Pendeta Geovanny adalah seorang Katolik yang mengasuh Jimbron selepas kepergian kedua orangtuanya. Meskipun
berbeda agama dengan Jimbron, beliau tidak memaksakan Jimbron untuk turut
menjadi umat Katolik. Bahkan, beliau tidak pernah terlambat mengantar Jimbron
pergi ke masjid untuk mengaji. Meski disebut pendeta, Geovanny yang
berdarah Italia ini sebenarnya adalah seorang pastor.
3.
Pak Mustar M. Djai'din. BA. adalah salah satu pendiri SMA Negeri Manggar dan merupakan Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri Manggar. Ia
adalah seorang yang baik dan sabar namun berubah menjadi tangan besi ketika
anaknya sendiri justru tidak diterima masuk ke SMA tersebut karena NEM yang kurang 0,25 dari batas minimal. Kejadian tersebut menimbulkan
kepahitan dalam dirinya sehingga ia melampiaskannya kepada murid-muridnya
melalui aturan-aturan yang keras dan hukuman yang sangat berat.
4. Pak Drs. Julian Ichsan Balia adalah Kepala Sekolah SMA Negeri
Manggar sekaligus pengajar di bidang seni. Ia merupakan laki-laki muda dan
tampan lulusan IKIP Bandung yang masih memegang teguh idealisme. Pak Julian
inilah yang menginspirasi Ikal dan Arai untuk bersekolah di Perancis dan
menjelajahi Eropa hingga Afrika.
5.
Nurmala atau Zakiah Nurmala binti Berahim Mantarum adalah gadis pujaan Arai sejak pertama
kali Arai melihatnya pada saat mendaftar SMA. Nurmala adalah gadis yang pandai
dan selalu menyandang peringkat pertama. Ia juga penggemar Ray Charles dengan lagunya "I
Can't Stop Loving You" dan Nat King Cole dengan lagunya "When I Fall in Love".
6.
Laksmi adalah seorang gadis yang telah
kehilangan kedua orangtuanya dan tinggal serta bekerja di sebuah pabrik cincau.
Ia merupakan gadis pujaan Jimbron. Semenjak kepergian orangtuanya ia tidak
pernah lagi tersenyum, walaupun senyumnya amat manis. Ia baru dapat tersenyum
ketika Jimbron datang mengendarai sebuah kuda putih milik Capo.
7.
Bang Zaitun adalah seniman musik pemimpin sebuah
kelompok Orkes Melayu. Ia dikenal sebagai orang yang pernah mempunyai banyak pacar dan
hampir memiliki 5 istri. Arai datang kepadanya untuk meminta saran dalam hal
percintaannya yang selalu gagal dengan Nurmala. Bang Zaitun pun mengajarkannya
cara bermain gitar untuk menarik hati para perempuan.
8. Nurmi adalah seorang gadis yang berbakat
memainkan biola, mewarisi biola dan bakat dari kakeknya yang ketua kelompok gambus di Gantung. Nurmi yang tinggal bersama dengan ibunya merupakan tetangga Arai dan
Ikal. Mereka hidup sangat miskin sehingga suatu kali harus meminjam beras dari
ibu Ikal.
3. Isi
1) Unsur
Intrinsik
·
Tema
Tema yang
tersirat dalam novel Sang Pemimpi ini tak lain adalah “persahabatan dan
perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan
sebuah mimpi atau pengharapan”. Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan per
kalimatnya dimana penulis berusaha menggambarkan begitu besarnya kekuatan mimpi
sehingga dapat membawa seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas
kemustahilan.
·
Latar
Dalam novel
ini disebutkan latarmya yaitu di Pulau Magai Balitong, los pasar dan dermaga
pelabuhan, di gedung bioskop, di sekolah SMA Negeri Bukan Main, terminal Bogor,
dan Pulau Kalimantan. Waktu yang digunakan pagi, siang, sore, dan malam. Latar
nuansanya lebih berbau melayu dan gejolak remaja yang diselimuti impian-impian.
·
Perwatakan Dari Beberapa Tokoh :
Ikal : baik
hati, optimistis, pantang menyerah, penyuka Bang Rhoma
Arai :
pintar, penuh inspirasi/ide baru, gigih, rajin, pantang menyerah
Jimbron :
polos, gagap bicara, baik, sangat antusias padakuda
Pak Balia : baik, bijaksana, pintar
Pak Mustar
: galak, pemarah, berjiwa keras
Ibu Ikal:
baik, penuh kasih sayang
Ayah Ikal :
pendiam, sabar, penuh kasih sayang, bijaksana Dan tokoh lain Mahader, A Kiun,
Pak Cik Basman, Taikong Hanim, Capo, Bang Zaitun, Pendeta Geovanny, Mak cik dan
Laksmi adalah tokoh pendukung dalam novel ini.
·
Alur
Dalam novel ini menggunakan alur
gabungan (alur maju dan mundur). Alur maju ketika pengarang menceritakan dari
mulai kecil sampai dewasa dan alur mundur ketika menceritakan peristiwa waktu
kecil pada saat sekarang/dewasa.
·
Gaya Penulisan
Gaya penceritaan novel ini sangat sempurna. Yaitu
kecerdasan kata-kata dan kelembutan
bahasa puitis berpadu tanpa ada unsur
repetitif yang membosankan. Setiap katanya mengandung
kekayaan bahasa sekaligus makna apik dibalik tiap-tiap
katanya. Selain itu, Novel ini ditulis dengan gaya realis bertabur metafora, penyampaian cerita yang
cerdas dan menyentuh, penuh inspirasi dan
imajinasi. Komikal dan banyak mengandung
letupan intelegensi yang kuat sehingga pembaca tanpa
disadari masuk dalam kisah dan karakter-karakter yang ada dalam novel Sang Pemimpi.
·
Amanat
Amanat yang disampaikan dalam Sang
Pemimpi ini adalah jangan berhenti bermimpi. Hal itu sangat jelas pada
tiap-tiap sub babnya. Yang pada prinsipnya manusia tidak akan pernah bisa untuk
lepas dari sebuah mimpi dan keinginan besar dalam hidupnya. Hal itu secara
jelas digambarkan penulis dalam novel ini dengan maksud memberikan titik terang
kepada setyang mempunyai mimpi besar namun terganjal oleh segala keterbatasan.
·
Sudut Pandang
Sudut
pandang novel ini yaitu “orang pertama” (akuan). Dimana penulis memposisikan
dirinya sebagai tokoh Ikal dalam cerita.
2) Unsur
Ekstrinsik
·
Nilai Moral
Nilai moral
pada novel ini sangat kental. Sifat-sifat yang tergambar menunjukkan rasa
humanis yang terang dalam diri seorang remaja tanggung dalam menyikapi kerasnya
kehidupan. Di sini, tokoh utama digambarkan sebagai sosok remaja yang mempunyai
perangai yang baik dan rasa setia kawan yang tinggi.
·
Nilai Sosial
Ditinjau
dari nilai sosialnya, novel ini begitu kaya akan nilai sosial. Hal itu
dibuktikan rasa setia kawan yang begitu tinggi antara tokoh Ikal, Arai, dan
Jimbron. Masing-masing saling mendukung dan membantu antara satu dengan yang
lain dalam mewujudkan impian-impian mereka sekalipun hampir mencapai batas
kemustahilan. Dengan didasari rasa gotong royong yang tinggi sebagai orang
Belitong, dalam keadaan kekurangan pun masih dapat saling membantu satu sama
lain.
·
Nilai Adat istiadat
Nilai adat
di sini juga begitu kental terasa. Adat kebiasaan pada sekolah tradisional yang
masih mengharuskan siswanya mencium tangan kepada gurunya, ataupun mata
pencaharian warga yang sangat keras dan kasar yaitu sebagai kuli tambang timah
tergambar jelas di novel ini. Sehingga menambah khazanah budaya yang lebih
Indonesia.
·
Nilai Agama
Nilai agama
pada novel ini juga secara jelas tergambar. Terutama pada bagian-bagian dimana
ketiga tokoh ini belajar dalam sebuah pondok pesantren. Banyak aturan-aturan
islam dan petuah-petuah Taikong (kyai) yang begitu hormat mereka patuhi. Hal
itu juga yang membuat novel ini begitu kaya.
4.
Sinopsis
Sang Pemimpi adalah buku
kedua dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Buku ini menceritakan
kisah kehidupannya di Pulau belitong yang dililit kemiskinan. Namun ada tiga
remaja SMA Bukan Main yang bermimpi untuk melanjutkan sekolah hingga ke
Perancis menjelajah Eropa hingga ke Afrika. Ikal, Arai dan Jimbron, mereka
adalah para pemimpi-pemimpi itu.
“3 Seorang pemimpi. Setelah tamat
SMP, melanjutkan ke SMA Bukan Maen. Disinilah perjuangan dan mimpi ketiga
pemberani ini dimulai. Ikal, salah satu dari anggota Laskar Pelangi, Arai,
saudara sepupu Arai yang sudah yatim piatu sejak SD dan tinggal di ruamh Ikal, sudah dianggap seperti anak sendiri
oleh Ayah danIbu Ikal. Dan Jimbron, anak angkat seorang pendeta karena yatim piatu juga sejak
kecil. Namun pendeta yang sangat baik dan tidak memaksakan keyakinan Jimbron,
malah mengantarkan Jimbron menjadi muslim yang taat.
Nasib Jimbron nyaris sama
dengan Arai, malah lebih memprihatinkan. Menurut Ikal, siapa saja yang melihat
Jimbron akan merasa ingin melindunginya, apalagi tahu jika ia gagap dalam
berbicara. Tapi yang paling tragis dari kisah Jimbron adalah ketika ia masih
kecil. Pada saat itu, beberapa waktu setelah ibunya meninggal, Jimbron di
bonceng ayahnya menggunakan sepeda. Di tengah jalan ayahnya tiba-tiba terkena
serangan jantung. Jimbron yang masih sangat kecil itu kebingungan mencari
pertolongan dan akhirnya diboncengnya sendiri ayahnya yang sekarat itu ke
puskesmas terdekat. Tapi beberapa saat setelah tiba di Puskesmas, ayahnya
meninggal. Mulai saat itulah Jimbron gagap dalam berbicara.
Andrea menceritakan bahwa
dirinya yang dipanggil Ikal dan kedua temannya, Arai dan Jimbron adalah tiga
remaja yang begitu nakalnya sehingga mereka sangat dibenci oleh Pak Mustar,
tokoh antagonis dalam buku ini, yaitu seorang Wakil Kepala SMA Bukan Main itu
sendiri. Namun beda halnya dengan sang Kepala Sekolah, Pak Balia adalah cermin
guru teladan. Pak Balia lah yang telah memberikan mimpi-mimpi kepada
murid-muridnya terutama kepada Ikal, Arai dan Jimbron. Arai dan Ikal begitu pintar dalam
sekolahnya, sednagkan Jimbron, si penggemar kuda ini biasa-biasa aja. Malah
menduduki rangking 78 dari 160 siswa. Sedangkan Ikal dan Arrai selalu menjadi 5
3 besar. Mimpi mereka sangat tinggi, karena bagi Arrai, orang susah seperti
mereka tidak akan berguna tanpa mimpi-mimpi. “
Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan berliannya
budaya sampai ke Perancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci almamater
terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jejak-jejak Satre, Louis Pasteur,
Montesquieu, Voltaire. Di sanalah orang belajar science, sastra, dan seni
hingga merubah peradaban…”, itulah kata-kata yang sering diucapkan Pak Balia.
Pak Balia juga orang yang tegas, hal ini dibuktikan ketika beliau mandapat Pak
Mustar yang menginginkan anaknya dengan NEM 41,75 untuk masuk ke SMA itu,
padahal NEM minimal untuk diterimanya seorang siswa harus 42. Padahal tanpa Pak
Mustar, SMA ani tidak akan ada.
Mereka berdua mempunyai mimpi yang tinggi yaitu melanjutkan study ke
SArbonne Perancis. Mereka terpukau dengan cerita Pak Beia, guru seninya, yang
selalu meyebut-nyebut indahnya kota itu. Kerja keras, menjadi kuli ngambat
mulai pukul 2 pagi sampai jam 7 dan dilanjutkan dengan sekolah, itulah
perjuangan ketiga pemuda itu. Mati-matian menabundemi mewujudkan impiannya. Ya,
meskipun kalau dilogika, tabungan mereka tidak akan cukup untuk samapi
kesana. Tapi jiwa optimisme Arai tak
terbantahkan.
Arai menurut Ikal adalah
anak yang memiliki karisma apalagi di matanya, mungkin itu sebagai kompensasi
karena nasibnya. Ia juga memiliki hati yang lembut, suka menolong tanpa banyak
bicara, sering memberi kejutan, idenya selalu nyeleneh, dia adalah
seniman sehari-hari tapi ia tak begitu rupawan tapi dia memiliki otak yang
cerdas dan selalu ingin tahu. Arai juga sering menolong Ikal dan selalu
membesarkan hatinya. Pernah dulu Ikal memakai model rambut belah tengahnya Koes
Plus dengan sangat konyol dan ditertawakan oleh abang-abangnya, tapi Arai tetap
membelanya. Bahkan Arai pernah memarahinya karena kesalahan Ikal sendiri. “Kita
takkan pernah mendahului nasib!”, “Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati…”,
itulah kata-kata yang diucapkannya kepada Ikal saat Ikal berhenti untuk
bermimpi dan bercita-cita sehingga nilainya merosot jauh.
Setelah selesai SMA, Arai
dan Ikal merantau ke Jawa, Bogor tepatnya. Sedangkan Jombron lebih
emmilih untuk menjadi pekerja di ternak kuda di Belitong. Jimbron menghadiahkan
kedua celengan kudanya yang berisi tabungannya selama ini kepada Ikal dan Arai.
Dia yakin kalau Arai dan Ikal spai di Perancis, maka jiwa Jimbronpun akan
selalu ebrsama mereka. Berbula-bulan terkatung-katung di Bogor, mencari
pekerjaan untuk bertahan hidup susahnya minta ampun. Akhirnya setelah banyak
pekerjaan tidak bersahabat ditempuh, Ikal ketrima menjadi tukang sortir (tukang
Pos), dan Arai memutuskan untuk merantau ke kAlimantanTahun berikutnya, Ikal
memutuskan untuk kuliah di Ekonomi UI. DAn setelah lulus, ada lowongan untuk
mendapatkan biasiswa S2 ke Eropa. Beribu-ribu pesaing berhasil ia singkirkan
dan akhrinya sampailah pada pertandingan untuk memperebutkan 15 besar.
Saat wawancara tiba, tidak disangka, profesor pengujia
begitu terpukau dengan proposal riset yang diajukan Ikal, meskipun ahanya
berlatar belakang sarjana Ekonomi yang amsih bekerja sebagai Tukang Sortir,
tulsiannya begitu hebat. Akhirnya setelah wawancara selai, siap yang menyangka.
KEjutan yang luar biasa. Warai pun ikut dalam wawancara itu. Bertahun-tahun
tanpa kabar berita, akhirnya mereka berdua dipertemukan dalams uatu forum yang
begitu indah dan terhormat. Begitulah Arai, selalu penuh dengan kejutan. Semua
ini sudha direncanaknnya bertahun-thaun. TErnyata dia kuliah di
Universitas Mulawarman dan mengambil jurusan Bilogi. Tidak kalah dengan Ikal,
proposal Risetnya juga begitu luar biasa dan berbakat untuk menghasilkan teori
baru.
Akhirnya sampai
juga mereka pulang kampung ke BElitong. Dan ketika ada surat datang, merka
berdebar-debar membuka isinya. PEngumuman peberima Beasiswa ke Eropa. Arai
begitu sedih karena dia sangat merindukan kedua orang tuanya. Sangat ingin
emmbuka kabar tu bersama orang yang sanagt dia rikan. Kegelisahan dimulai.
Tidak kuasa mengetahui isi dari surat itu. Akhirnya Ikal keterima di Perguruan tinggi,
Sarbone PErnacis. Setelah perlahan mencocokkan dengan surat Arai, Subhannallah,
inilah jawaban dari mimpi2 mereka. Kedua sang pemimpi ini diterima di
Universitas yang sama. Tapi ini bukan akhir dari segalanya. Disinilah perjuangan dari mimpi itu
dimulai, dan siap melahirkan anak-anak mimpi berikutnya.
5.
Penilaian
Luar biasa.
Begitulah kesan yang tersirat setelah membaca buku kedua dari tetralogi Laskar
Pelangi karya Andrea Hirata ini. Bagaimana tidak? Alur cerita dan gaya bahasa
yang disuguhkannya mampu dikemas begitu apik dari awal hingga akhir. Sebab di
setiap peristiwa, Andrea dengan cerdas menggambarkan karakteristik dan
deskripsi yang begitu kuat pada tiap karakternya. Sehingga pembaca bisa dengan
mudah menafsirkan arah jalan ceritanya. Bahasanya pun sangat memikat, dengan
ragam kekayaan bahasa dan imajinasi yang luas. Mulanya, cerita ini lebih bernuansa
komikal dengan latar kenakalan remaja pada umumnya. Canda tawa khas siswa SMA
sangat mendominasi. Namun, ketika lebih dalam menjelajahi setiap makna kata
demi kata, baru terasalah begitu kuat karakter yang muncul di tiap-tiap
tokohnya. Terlebih saat Andrea membawa kita ke dalam kenyataan hidup
yang harus dihadapi tokoh Ikal yang mimpinya seakan sudah mencapai titik kemustahilan, dan dengan filosofis Andrea kembali membangkitkan semangat untuk meraih mimpi dan menekankan begitu besarnya kekuatan mimpi Ikal yang akhirnya dapat mengantarkannya ke Sorbonne, Perancis kota impiannya.
yang harus dihadapi tokoh Ikal yang mimpinya seakan sudah mencapai titik kemustahilan, dan dengan filosofis Andrea kembali membangkitkan semangat untuk meraih mimpi dan menekankan begitu besarnya kekuatan mimpi Ikal yang akhirnya dapat mengantarkannya ke Sorbonne, Perancis kota impiannya.
Novel ini menarik dengan bahasa yang tentu ringan
dan khas Andrea Hirata. Meski memang tak sefenomenal Laskar Pelangi, namun Sang
Pemimpi ini seperti sebuah “penuntasan” dari apa yang dikosongkan di Laskar
Pelangi. Sama seperti cerita tetralogi lainnya, saat Anda membaca buku pertama,
maka Anda juga akan menuntaskkan novel lanjutannya.
Novel ini sangat baik bagi mereka yang mencintai mimpi. Ada banyak ucapan yang membangun dan sederhana namun penuh kekuatan. Membaca Sang Pemimpi akan membuat Anda berani menyongsong mimpi Anda sendiri. Ada beberapa kata yang cukup memorable dari buku ini, yakni:
“Kita tak kan pernah mendahului nasib!” teriak
Arai.
“Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajahi Eropa sampai ke Afrika! Apa pun yang terjadi!
Selain
menggambarkan betapa hebatnya kekuatan mimpi, pada novel ini Andrea juga menceritakan
kebijaksanaan seorang ayah yang begitu besar. Pengorbanan dan ketulusan seorang
ayah dalam mendukung mimpi anaknya dalam keterbatasan hidup menjadikan semangat
yang tak terbanding bagi Ikal dan Arai dalam menggapai impiannya. Disinilah
cerita mulai berevolusi menjadi cerita yang begitu mengharu biru. Kesabaran
seorang ayah dan rasa sayang seorang anak yang luar biasa besarnya kepada sang
ayah menyempurnakan novel ini menjadi bacaan yang begitu sarat akan pesan-pesan
moril.





6. Kelebihan
dan Kelemahan
1) Kelebihan
Banyak kelebihan-kelebihan yang kita dapatkan dalam novel ini. Mulai dari
segi kekayaan bahasa hingga kekuatan alur yang mengajak pembaca masuk ke dalam
cerita hingga merasakan tiap latar yang terdeskripsikan secara sempurna. Hal
ini tak lepas dari kecerdasan penulis memainkan imajinasi berfikirnya yang
dituangkan dengan bahasa-bahasa intelektual yang berkelas. Penulis juga
menjelaskan tiap detail latar yang mem-background-i adegan demi adegan, sehingga
pembaca selalu menantikan dan menebak-nebak setiap hal yang akan terjadi.
2) Kelemahan
Pada dasarnya novel ini hampir tidak ada kelemahannya. Hal itu disebabkan karena
penulis dengan cerdas dan apik menggambarkan keruntutan alur, deskripsi setting,
dan eksplorasi kekuatan karakter.
REFERENSI :